Ahlan Wa Sahlan

Selamat membaca,merenungi dan menelaah blog ini. Semoga menjadi manfaat bagi kita semua.....

Senin, 30 April 2012

mahfudzot 5

42. ثَمْرَةُ التَّفْرِيْطِ النَّدَامَةُ وَثَمْرَةُ الحَزْمِ السَّلاَمَةُ
42. Buah sembrono/lengah itu penyesalan, dan buah cermat itu keselamatan.

43. الرِّفْقُ بِالضَّعِيْفِ مِنْ خُلُقِ الشَّرِيْفِ
43. Berlemah lembut kepada orang yang lemah itu, adalah suatu perangai orang yang mulia (terhormat).

44. فَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا
44. Pahala/imbalan suatu kejahatan itu adalah kejahatan yang sama dengannya.

45. تَرْكُ الجَوَابِ عَلىَ الجَاهِلِ جَوَابٌ
45. Tidak menjawab terhadap orang yang bodoh itu adalah jawabannya.

46. مَنْ عَذُبَ لِسَانُهُ كَثُرَ إِخْوَانُهُ
46. Barang siapa manir tutur katanya (perkataannya) banyaklah temannya.

47. إِذَا تَمَّ العَقْلُ قَلَّ الكَلاَمُ
47. Apabila akal seseorang telah sempurna maka sedikitlah bicaranya.

48. مَنْ طَلَبَ أَخًا بِلاَ عَيْبٍ بَقِيَ بَلاَ أَخٍ
48. Barang siapa mencari teman yang tidak bercela, maka ia akan tetap tidak mempunyai teman.

49. قُلِ الحَقَّ وَلَوْ كَانَ مُرًّا
49. Katakanlah yang benar itu, walaupun pahit.

50. خَيْرُ مَالِكَ مَا نَفَعَكَ
50. Sebaik-baik hartamu adalah yang bermanfaat bagimu.

Senin, 09 April 2012

kumpulan artikel menarik: Berusaha untuk menangis (Tabaki)

kumpulan artikel menarik: Berusaha untuk menangis (Tabaki): by Imam P Hartono Full on Thursday, September 16, 2010 at 7:32am Nabi Muhammad SAW sering menyuruh sahabat-sahabatnya untuk membacakan A...

5 PINTU MENUJU KEBAHAGIAAN



[Penulis: Trimanto - FLP Depok]

Masih ingatkah cerita tentang tokoh asal Timur Tengah, yaitu Nasruddin. Saat suatu hari ia sedang mencari jarum di halaman rumahnya. Tetangganya yang merasa kasihan, ikut membantu mencari jarum tersebut. Tetapi sudah satu jam lebih mereka mencarinya, jarum itu tak ditemukan juga.
“Jarumnya jatuh di mana?” si tetangga bertanya.
“Jarumnya jatuh di dalam rumah,” jawab Nasruddin.
“Kalau jarumnya jatuh di dalam mengapa mencarinya di luar?” tanya tetangganya heran.
Dengan ekspresi tanpa dosa, Nasruddin menjawab, “Karena di dalam gelap, sementara di luar terang.”
Itulah gambaran sebagian besar manusia dalam mencari kebahagiaan dan keindahan. Seringkali kita mencarinya di luar diri kita dan tidak mendapat apa-apa.  Justru letak “sumur” kebahagiaan yang tak pernah kering berada di dalam. Dan tak perlu mencarinya jauh-jauh, karena sumur itu ada pada semua orang.
Sayangnya, banyak sekali orang yang mencari sumur itu di luar. Ada yang mencari bentuk kebahagiaannya dalam jabatan, kecantikan wajah,  baju mahal, mobil bagus atau rumah yang indah. Tetapi pada kenyataannya, setiap pencarian di luar tersebut selalu berujung pada bukan apa-apa, karena semuanya tidak akan berlangsung lama. Wajah yang cantik akan keriput, mobil bagus akan berganti dengan model terbaru, jabatan akan berakhir dengan pensiun dan seterusnya. Setiap kekecewaan dan keputusasaan hidup yang jauh dari keindahan dan kebahagiaan berawal dari mencarinya di luar.
Untuk mencapai tingkat keindahan dan kebahagiaan yang sempurna, setiap orang setidaknya harus melalui 5 buah pintu untuk menuju ke sana.
Pintu pertama, stop comparing and start flowing. Setiap penderitaan hidup manusia, setiap bentuk ketidakindahan, dimulai dari membandingkan. Karena itu, marilah kita menuju ke sebuah titik, mengalir menuju ke kehidupan yang paling indah di dunia, yaitu menjadi diri sendiri. Kita akan menemukan yang terbaik dalam diri kita, jika kita mulai belajar menerimanya. Dari sinilah kepercayaan diri akan muncul, kepercayaan yang muncul dari keyakinan-keyakinan yang kita bangun dari dalam. “Tidak ada kehidupan yang paling indah selain menjadi diri sendiri. Itulah kebahagiaan yang sebenar-benarnya!”
Pintu kedua, memberi. Memberi tidak harus dalam bentuk materi. Senyuman, perhatian, pelukan adalah juga bentuk pemberian yang tak ternilai. Membuat orang lain bahagia, berarti membuat diri sendiri berbahagia. Memberi tidak berarti harta kita menjadi berkurang. Tidak perlu khawatir, setiap pemberian itu ada yang mencatatnya. Jika atasan kita di kantor tidak mencatat pemberian Anda, ada “Atasan Tertinggi” yang mencatatnya. Seperti halnya seorang petani, orang-orang yang suka memberi akan memanen hasilnya.
Pintu ketiga, cahaya. Keindahan dan kebahagiaan berawal dari semakin gelap hidup kita, semakin terang cahaya yang ada di dalam. Perhatikan bintang di malam hari, ia akan bercahaya jika langitnya gelap. Sedangkan lilin akan bercahaya dengan bagus jika ruangannya gelap. Artinya semakin kita berhadapan dengan masalah dan cobaan hidup, semakin bercahaya kita dari dalam. Memiliki suami yang pemarah membuat kita melatih kesabaran, memiliki atasan yang diktator melatih kita untuk belajar kebijaksanaan.
Pintu keempat adalah surga, yang bukanlah sebuah tempat melainkan adalah rangkaian sikap. Jika kita melihat hidup adalah kesusahan dan penderitaan, maka neraka tidak akan ketemu setelah mati. Neraka sudah ketemu sekarang. Sedangkan kita akan bertemu dengan surga, jika hasil dari rangkaian sikap kita adalah benar. Berhentilah mengkhawatirkan segala sesuatu, dan yakinkan diri sendiri bahwa segalanya akan berjalan dengan baik dan sempurna.
Pintu terakhir adalah tahu diri. Manusia-manusia yang tidak tahu diri adalah manusia yang tidak pernah menemukan keindahan dan kebahagiaan dalam hidupnya.
{Sumur kehidupan yang tak pernah kering berada di dalam. Sumur ini hanya kita temukan dan kita timba airnya kalau kita bisa mengetahui diri sendiri. Jika sumur kehidupan telah ditemukan, maka kemudian kita akan merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya. I intend good, I do good, and I am good).

Selasa, 03 April 2012

Menghafal nama


Menghafal nama adalah hal yang penting, kerana dari sinilah terjadi interaksi dan lahir sifat saling percaya sesama individu. Ia merupakan langkah awal dan benang pertama yang mengikat antara hati individu. Ia adalah benang yang mengikat bola-bola kecil yang berserakan. Setiap orang tentu akan merasa senang jika dipanggil dengan namanya, apa lagi dengan nama yang paling ia sukai.
Menghafal nama mempunyai peranan yang amat penting. Oleh kerana itu, akan saya paparkan beberapa metode yang dapat membantu permasalahan ini.
1. Hendaklah kita tanamkan rasa ingin dan suka menghafal nama orang lain.
2. Ketika sedang berkenalan, hendaklah kita siap untuk menghafal namanya — secara lengkap atau sebahagian saja— lalu mengingat-ingat dan memakainya pada saat itu juga tatkala bercakap-cakap.
3. Nama biasanya terdiri dari tiga bahagian: namanya sendiri, nama orang tuanya, dan nama keluarganya. Nama yang paling disukai oleh pemiliknya adalah namanya sendiri atau kuniah-nya. (sebutan nama yang dikaitkan dengan anak laki-laki tertua, seperti Abu Khalid, Ummu Khalid, dan sebagainya). Jika Anda tambahkan pada nama itu nama keluarganya, itu akan lebih baik. Biasanya nama keluarga yang satu dengan yang lain tidak sama jadi sangat mudah untuk dihafal, seperti As-Siisi. Adapun nama-nama seperti Muhammad, Ali, Hasan, atau Sa'ad akan sangat banyak dijumpai, sehingga agak sulit menghafalnya.
4. Ketika berkenalan dengan nama yang baru, Anda harus mengingat orang-orang yang mempunyai nama yang sama —yang telah Anda kenal sebelumnya— agar mudah untuk menghafal.
5. Pada waktu berkenalan, Anda harus memerhatikan wajah dan keadaannya; apakah ia berjanggut, memakai kaca mata, bagaimana warna kulit, suara, bentuk tubuhnya, pekerjaannya, serta di mana dan bagaimana perkenalan itu berlangsung.
6. Untuk memantapkan ingatan, anda dapat menulis nama-nama tersebut, dan setiap kali bertemu hendaklah anda memanggil mereka dengan nama-nama tersebut. Jika tempat tinggalnya jauh, hendaklah anda mengirim surat kepadanya, kerana ini mempunyai impak yang amat besar dalam mempererat hubungan anda dengan mereka. Surat menyurat itu sendiri merupakan sarana dalam tarbiyah.
7. Ketika bertemu lagi, Anda harus mengingat-ingat pertemuan-pertemuan sebelumnya dan pertemuan yang pertama kali, kerana ini dapat membantu anda dalam mengingat namanya dengan cepat.
8. Berkenalan dengan seseorang merupakan pintu bagi anda untuk berkenalan dengan teman-temannya, hingga anda mempunyai data nama yang amat banyak. Anda pun harus berusaha agar nama-nama itu tetap melekat di kepala.
Rasulullah saw. bersabda,
"Termasuk sifat angkuh adalah seseorang yang masuk ke dalam rumah temannya, lalu disuguhkan kepadanya makanan, ia tidak mahu memakannya; dan seorang laki-laki yang bersama-sama dengan laki-laki lain dalam perjalanan, tetapi ia tidak menanyakan namanya dan nama orang tuanya." (HR. Ad-Dailami)